More
    HomeMotorJangan Telat! Ini 5 Ciri Busi Motor Harus Diganti

    Jangan Telat! Ini 5 Ciri Busi Motor Harus Diganti

    OTOKITA.ID – Sobat Otokita, motor yang sehat bukan hanya terlihat dari bodinya yang bersih atau suara mesinnya yang halus, lho.  Tetapi juga dari performa yang konsisten setiap kali digunakan.

    Yakin deh, banyak orang mungkin fokus merawat bagian luar motor atau hanya mengganti oli secara rutin, namun melupakan komponen kecil bernama busi. Padahal, busi memiliki peran penting dalam proses pembakaran mesin.

    Busi yang mulai melemah atau rusak akan langsung mempengaruhi kinerja mesin. Gejala seperti motor susah dinyalakan, tarikan gas berat, hingga konsumsi bahan bakar yang meningkat bisa menjadi pertanda bahwa busi sudah tidak bekerja optimal.

    Oleh karena itu, Sobat Otokita harus nih mengenali ciri-ciri busi motor harus diganti beserta resikonya sejak dini.

    Dengan memperhatikan kondisi busi dan melakukan penggantian secara tepat waktu, kita bisa mencegah berbagai masalah serius pada mesin sejak awal.

    Ciri-Ciri Busi Motor Harus Diganti

    Nah, mendeteksi tanda-tanda kerusakan busi sejak dini merupakan langkah penting dalam menjaga performa motor tetap optimal.

    Maka dari itu, penting bagi setiap pemilik motor untuk memahami ciri-ciri busi motor harus diganti berikut ini agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat sebelum kerusakan menyebar ke komponen lainnya.

    1. Mesin Sulit Dihidupkan

    Gejala pertama yang paling mudah dirasakan adalah ketika motor sulit dinyalakan, baik menggunakan electric starter maupun kickstarter.

    Ini menandakan busi sudah mulai kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan percikan api yang cukup kuat. Percikan api yang lemah membuat proses pembakaran tidak sempurna, terutama saat kondisi mesin dingin atau setelah motor tidak digunakan dalam waktu lama.

    1. Tarikan Motor Berat dan Tidak Responsif

    Saat motor terasa berat saat diajak berakselerasi atau gas terasa lamban merespons, ini bisa jadi indikasi busi yang sudah aus. Tarikan yang tidak mulus dan tenaga motor yang menurun terjadi karena pembakaran tidak berlangsung sempurna.

    Akibatnya, motor terasa berat saat melewati jalan menanjak atau ketika mencoba mengejar kecepatan.

    1. Misfire dan Suara Mesin Kasar

    Nah, ciri busi motor harus diganti selanutnya adalah Misfire atau kondisi saat mesin seperti “terbatuk” atau terhenti sejenak secara tiba-tiba.

    Ini terjadi karena percikan api dari busi tidak konsisten, sehingga pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar tidak terjadi secara merata.

    Suara mesin juga menjadi lebih kasar dan tidak stabil, bahkan muncul letupan kecil dari knalpot yang sangat mengganggu kenyamanan berkendara.

    1. Konsumsi Bahan Bakar Meningkat

    Jika motor terasa lebih boros padahal rute dan cara berkendara tidak berubah, itu bisa jadi karena busi tidak bekerja maksimal. Percikan api yang lemah atau tidak konsisten membuat pembakaran tidak efisien.

    Motor pun membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang sama, yang secara langsung berdampak pada efisiensi penggunaan BBM.

    1. Kondisi Fisik Busi Rusak atau Kotor

    Ciri busi motor harus diganti yang terakhir adalah secara visual, busi yang sudah tidak layak pakai akan terlihat kotor, ujung elektroda berwarna hitam legam, atau terdapat endapan karbon.

    Pada beberapa kasus, elektroda busi juga bisa mengalami pelebaran jarak, karat, bahkan retakan. Ini semua menghambat kualitas percikan api dan memperparah kinerja mesin.

    Resiko Jangka Panjang Jika Busi Tidak Segera Diganti

    Jika busi motor yang sudah rusak terus diabaikan, maka dampak jangka panjangnya bisa merugikan secara teknis maupun finansial.

    Sobat Otokita perlu tahu bahwa salah satu risiko paling sering terjadi adalah penurunan performa mesin yang membuat motor terasa berat, lamban, dan tidak stabil.

    Ini tentu mengurangi kenyamanan berkendara, apalagi jika motor digunakan setiap hari dalam mobilitas tinggi. Selain itu, konsumsi bahan bakar menjadi jauh lebih boros karena mesin terus dipaksa bekerja keras meskipun pembakaran tidak optimal.

    Kerusakan tidak berhenti hanya pada busi. Jika dibiarkan, proses pembakaran yang buruk akan menghasilkan timbunan karbon di ruang bakar. Lama-kelamaan, tumpukan ini bisa merusak klep, piston, dan komponen lainnya.

    Bahkan sistem kelistrikan pun terpengaruh karena beban arus listrik meningkat akibat usaha sistem pengapian yang terus-menerus mencoba menyalakan busi yang sudah lemah. Tak jarang, komponen seperti koil, kabel busi, hingga aki juga ikut rusak. Belum lagi emisi gas buang yang meningkat drastis, yang merusak lingkungan dan bisa membuat motor gagal uji emisi.

    Biaya perbaikan pun akan jauh lebih mahal dibandingkan sekadar mengganti busi secara berkala sesuai dengan ciri-ciri busi motor harus diganti yang telah dikenali sejak awal.

    Kapan Waktu Ideal Mengganti Busi Motor?

    Idealnya, busi motor diganti setiap 6.000 hingga 10.000 kilometer, tergantung pada jenis busi yang digunakan dan kondisi pemakaian sehari-hari.

    Untuk busi standar berbahan nikel, rentang waktu ini cukup aman untuk menjaga percikan api tetap konsisten.

    Namun jika menggunakan busi tipe iridium atau platinum, masa pakainya bisa lebih panjang, bahkan hingga 20.000–40.000 kilometer.

    Meski demikian, pemeriksaan rutin tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik, endapan karbon, atau perubahan celah elektroda yang bisa mengganggu performa mesin.

    Pemeriksaan ini juga membantu mengenali ciri-ciri busi motor harus diganti, sehingga penggantian dapat dilakukan tepat waktu.

     

    Syams Shobahizzaman
    Syams Shobahizzaman
    mencintai dunia roda dua, saya fokus menyajikan berbagai informasi menarik seputar motor—mulai dari ulasan motor terbaru, tips modifikasi, hingga panduan perawatan harian.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Must Read

    spot_img