OTOKITA.ID – Liam Lawson telah menetapkan ambisi besar untuk musim Formula 1 2025. Setelah dipromosikan ke Red Bull Racing hanya dalam 11 balapan F1, Lawson menegaskan bahwa ia tidak ingin hanya menjadi pendukung Max Verstappen.
Dengan target utama membawa Red Bull kembali bersaing di kejuaraan konstruktor, Lawson siap menghadapi tantangan besar di lintasan.
Bagaimana strategi dan keyakinannya dalam menghadapi musim depan? Berikut ulasan lengkapnya.
Fokus Lawson: Bantu Red Bull Rebut Gelar Konstruktor
Ketika ditanya mengenai peran utamanya di Red Bull, Lawson tidak secara langsung menyatakan bahwa ia akan mendukung Verstappen.
Sebaliknya, ia lebih menekankan pada tujuan tim secara keseluruhan, yaitu merebut kembali gelar juara konstruktor yang lepas pada musim 2024.
“Tujuan utama tim adalah memenangkan kejuaraan konstruktor. Tahun lalu mereka gagal meraihnya, dan itu menjadi fokus utama musim ini,” ujar Lawson dalam wawancara dengan Crash.net.
Dengan penurunan performa Red Bull di musim 2024—terutama karena inkonsistensi Sergio Perez di paruh kedua musim—kehadiran Lawson diharapkan membawa stabilitas dan kekuatan tambahan bagi tim.
Lawson berkomitmen untuk membantu mengembangkan mobil agar bisa lebih kompetitif di setiap balapan.
Lawson dan Tantangan Melawan Verstappen
Menghadapi Verstappen sebagai rekan setim bukan tugas yang mudah. Tiga rekan setim sebelumnya—Pierre Gasly, Alex Albon, dan Sergio Perez—mengalami kesulitan besar dalam mempertahankan performa mereka.
Gasly bahkan harus keluar setelah setengah musim, sementara Albon juga kehilangan kursi di Red Bull pada 2021.
Sementara itu, Perez sempat memberikan perlawanan, tetapi performanya menurun drastis setelah beberapa musim.
Meski demikian, Lawson melihat keberadaan Verstappen sebagai peluang besar untuk berkembang.
“Saya melihat sisi positif dari memiliki Verstappen sebagai rekan setim. Belajar dari apa yang dilakukannya akan sangat berharga bagi saya. Tidak ada yang lebih baik darinya saat ini,” kata Lawson.
Dengan pendekatan ini, Lawson berencana untuk memanfaatkan kesempatan di Red Bull dengan mengambil ilmu sebanyak mungkin dari Verstappen, bukan merasa tertekan dengan dominasinya di tim.
Liam Lawson tidak hanya ingin menjadi pembalap pendukung di Red Bull, tetapi juga ingin berkontribusi dalam membawa tim kembali ke puncak kejuaraan konstruktor.
Dengan mentalitas kuat dan gaya mengemudi agresifnya, ia siap menghadapi tantangan besar, termasuk bertarung dengan rekan setimnya, Max Verstappen.
Apakah Lawson mampu menjadi pesaing serius di Red Bull atau akan mengikuti jejak pendahulunya? F1 2025 akan menjadi musim yang sangat menarik untuk disaksikan.